Saturday 8 June 2013

Kedasyatan Alam Kubur



Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata." Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." (Yang Bermaksud) "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."

Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." (Yang bermaksud) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."

Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratulmaut didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." (Yang bermaksud) "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa keilliyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin."

Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:

Menjaga sembahyang lima waktu

Banyak bersedekah

Banyak membaca al-quran

Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)

Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:

Dusta

Kianat

Adu-adu

Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang bermaksud) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan quran dan berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam kubur."

Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya."

Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."

Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan dahsyat.

Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna'iem (Syurga yang serba kenikmatan).

Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: "Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."

Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: "Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud)"Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."

Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: "Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur sajan demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya." Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oelh suaminya? Jawab isterinya: "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."

Abul-Laits berkata: "Berita ini menunjukkan bahawa kianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai kianat."

Ada keterangan bahawa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:

Hai anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku.

Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku.

Hai anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku.

Hai anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku.

Hai anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam perutku.

Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan dihujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ketepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier.

Alabarra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).

Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:

Ketika melihat Malakulmaut

Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier

Ketika menghadapi hisab dihari kiamat

Dan ketetapan ketika melihat Malaikulmaut dalam tiga hal iaitu:

Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam

Diberi selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat

Melihat tempatnya disyurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.

Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:

Allah s.wt. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar

Mudah dan ringan hisabnya

Diampunkan segala dosanya

Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam empat masa iaitu:

Ketika mati

Didalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut

Ketika hisab

Ketika berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat

Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan iaitu:

Mereka berkata: "Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam."

atau mereka berkata: "Tidak ada dalil yang menguatkan."

Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaa tabiat alam. Pendapat ini bererti menidakkan kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima.

Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna lahu ma'i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a'ma. (Yang bermaksud) "Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur)."

Demikian pula ayat: "Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang bermaksud) "Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat."

Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati. Itulah ertinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan)

Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada Umar r.a : "Bagaimanakah kau hai Umar jika didatangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur iaitu Mungkar Nakier hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?" Umar bertanya: "Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sedar sebagaimana keadaanku sekarang ini?" Nabi Muhammad s.a.w menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya dengan izin Allah s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq."

Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik) berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang didepan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad s.a.w? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yyahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.

Aamin ya Robbal aalamin. Engkau arhamurrahimin, wahasbunallahu wani'mal wakiel, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adhiem."

Friday 7 June 2013

Keberatan Maut Dan Kengeriannya



Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas bin Malik r.a. berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Maan ahabba liqaa Allah, anabballahu liqaa'ahu wamam karina liqaa Allahi karihallahu liqq'ahu bermaksud: Siapa yang suka bertemu kepada Allah, maka Allah suka menerimanya dan siapa yang tidak suka bertemu kepada Allah, Allah juga tidak suka menerimanya.
Seseorang mukmin bila dalam sakaratul maut, mendapat khabar gembira bahawa ia diridhoi Allah s.w.t. dan akan mendapat syurga, maka ia lebih suka segera mati daripada terus hidup, maka Allah s.w.t. menyambutnya dengan limpahan kurnia rahmatNya dan sebaliknya orang kafir ketika melihat siksa Allah s.w.t. yang akan diterimanya, ia akan menangis dan enggan (tidak suka) mati dan Allah s.w.t. juga menjauhkannya dari rahmat dan akan menyiksanya.

Sufyan Atstsauri berkata: "Hadis ini tidak bererti bahawa kesukaan mereka untuk bertemu kepada Allah s.w.t. itu yang menyebabkan Allah s.w.t. kasih kepada mereka, bahkan bererti kesukaan mereka untuk bertemu dengan Allah s.w.t. kerana Allah s.w.t. kasih kepada mereka. Sebagaimana ayat Yuhibbuhum wayuhibbunahu (yang bermaksud) Allah kasih kepada mereka, maka mereka cinta kepada Allah juga. Juga didalam hadis: Idza ahabballahu abdan syagholahu bihi (yang bermaksud) Jika Allah kasih kepada seorang hamba, maka disibukkan dengan dzikir dan selalu ingat kepadanya."

Ketika Rasulullah s.a.w. menyatakan bahawa siapa yang tidak suka bertemu kepada Allah s.w.t. maka Allah s.w.t. tidak suka bertemu kepadanya. Sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita semua tidak suka mati." Jawab Rasulullah s.a.w. "Bukan itu, tetapi seorang mukmin bila akan mati datang Malaikat yang membawa khabar gembira kepadanya apa yang dijanjikan oleh Allah s.w.t. sebaliknya orang kafir jika akan mati datang Malaikat yang mengancamnya dengan siksaan Allah s.w.t., yang akan dihadapi sehingga ia tidak suka bertemu kepada Allah s.w.t."

Abul-Laits dengan sanadnya dari Jabir r.a. berkata bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Hadditsu an Bani Isra'il wala haraj, fa innahum qaumun qad kaana fahimul a'aajib (yang bermaksud) Kami boleh bercerita tentang bani Isra'il, dan tidak ada dosa, kerana pada mereka telah terjadi berita-berita yang aneh-aneh (ganjil-ganjil).

Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. menceritakan: Terjadi serombongan Bani Isra'il keluar sehingga sampai diperkuburan, lalu mereka berkata: "Andaikata kita sembahyang disini kemudian berdoa kepada Tuhan supaya keluar salah seprang yang telah mati disini lalu menerangkan kepada kami bagaimana soal mati, maka sembahyanglah mereka kemudian berdoa, tiba-tiba ada orang telah menonjolkan kepalanya dari kuburan berupa hitam, lalu bertanya: "Hai kaum, apakah maksudmu, demi Allah saya telah mati sejak sembilan puluh tahun yang lalu, maka hingga kini belum hilang juga rasa pedihnya mati kerana itu berdoalah kamu kepada Allah untuk mengembalikan aku sebagaimana tadi, padahal orang itu diantara kedua matanya ada tanda bekas sujud."

Abul-Laits berkata: "Siapa yang yakin akan mati maka seharusnya bersiap sedia menghadapinya dengan melakukan amal yang soleh (baik) dan meninggalkan amal kejahatan (dosa), sebab ia tidak mengetahui bilakah datangnya mati itu kepadanya, sedang Nabi Muhammad s.a.w. telah menerangkan pada umatnya supaya mereka benar-benar bersiap-siap untuk menghadapinya dan supaya mereka sanggup sabar dan tabah menghadapi penderitaan dunia, sebab penderitaan dunia ini jauh lebih ringan dibandingkan dengan siksaan akhirat sedang maut itu termasuk dari siksaan akhirat."

Abdullah bin Miswar Al-Hasyimi berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan berkata: "Saya datang kepadamu supaya kau ajarkan kepadaku ilmu-ilmu yang ganjil." Ditanya oleh Nabi Muhammad s.a.w.: "Kau telah berbuat apa terhadap pokok ilmu? Orang itu bertanya: "Apakah itu pokok ilmu?" Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: "Apakah kau telah mengenal Tuhan Azzawajalla.? Jawabnya: "Ya." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Maka apakah yang telah kau kerjakan pada haknya?" Jawabnya: "Masyaallah. (Yakni apa yang dapat dikerjakan). Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Laksanakan itu sebenar-benarnya, kemudian kamu kembali untuk saya ajarkan kepadamu ilmu yang ganjil-ganjil." Kemudian setelah beberapa tahun ia datang kembali maka Nabi Muhammad s.a.w. bersabda kepadanya: "Letakkan tanganmu didadamu (hati), maka apa yang kau tidak suka untuk dirimu, jangan kau lakukan terhadap saudaramu sesama muslim, dan yang kau suka untuk dirimu, lakukanlah sedemikian terhadap saudaramu sesama muslim, dan ini termasuk dari ghoro ibul ilmi (ilmu yang ganjil-ganjil)." Nabi Muhammad s.a.w. menjelaskan bahawa persiapan untuk maut itu termasuk pokok dari ilmu, kerana itu harus diutamakan sebelum lain-lainnya.

Abdullah bin Miswar berkata bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w. membaca ayat yang berbunyi: Faman yaridillah an yahdiyahu yasy-rah shadrahu lil islam, waman yurid an yudhillahu yaj'al shadrahu dhayyigan harajan, ka' annama yash-sh'adu fissamaa'i. (yang bermaksud) Maka siapa yang dikehendaki mendapat hidayat, dilapangkan dadanya untuk menerima Islam, dan siapa yang dikehendaki oleh Allah kesesatan maka menjadikan dadanya sempit sukar, bagaikan akan naik kelangit. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Nur Islam jika masuk kedalam hati maka lapanglah dada." Nabi Muhammad s.a.w. lau ditanya: "Apakah ada tandanya?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya, menjauh dari tempat-tempat tipuan dan condong pada tempat yang kekal dan bersiap-siap menghadapi maut sebelum tibanya."

Ja'far bin Barqaan dari Maimun bin Mahran berkata bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w. ketika menasihati seseorang bersabda yang bermaksud: "Pergunakanlah lima sebelum tibanya lima, Mudamu sebelum tu amu, sihat mu sebelum sakit mu, longgar mu (kelapangan) sebelum sibuk mu, kaya mu sebelum kekurangan mu (miskin) dan hidup mu sebelum mati mu."

Dalam pelajaran ini Nabi Muhammad s.a.w. telah menghimpunkan ilmu yang banyak, sebab seseorang dewasa akan dapat berbuat apa yang tidak dapat dilakukan sesudah tua, pemuda jika biasa berbuat dosa, sukar baginya menghentikannya jika telah tua, maka seharusnya seorang pemuda membiasakan dirinya berbuat baik dimasa muda supaya ringan baginya melakukannya apabila telah tua. Demikian pula ketika sehat sebelum sakit, seharusnya masa sehat itu digunakan untuk lebih rajin berbuat amal soleh, sebab jika telah sakit pasti lemah badannya dan kurang kekuasaan dalam mempergunakan harta kekayaannya. Demikian dimasa luang sebelum sibuk, yakni diwaktu malam yang lapang, sedang diwaktu siang sibuk, kerana itu hendaklah sembahyang malam dan puasa siang terutama dimusim dingin sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w. : "Musim dingin itu keutungan bagi seorang mukmin, panjang malamnya maka digunakan untuk sembahyang, dan pendek siangnya maka digunakan puasa."

Dalam lain riwayat: "Malam itu panjang maka jangan kau singkat dengan tidurmu, dan siang itu terang maka jangan kau gelapkan dengan dosa-dosamu." Demikian pula gunakan kesempatan masa kaya dan cukup sebelum masa berkurang dan miskin, yakni dimasa kau masih merasa serba kecukupan dan tidak berhajat kepada apa yang ditangan orang. Dan terutama masa hidup sebelum mati, sebab tiap detik dari hidupmu itu sebagai permata yang sangat besar harganya bila kau gunakan benar-benar untuk kesejahteraan dunia dan akhiratmu.

Ada peribahasa Persia yang demikian ertinya: Jika kau masih kecil bermain bersama anak-anak kecil dan bila telah remaja lupa kerana banyak hiburan, lalu bila tua lemah dan tidak kuat, maka bilakah akan beramal untuk Allah s.w.t, sebab bila telah mati tidak akan dapat berbuat apa-apa bahkan semua amal perbuatan telah terhenti, kerana itu harus kau gunakan benar-benar masa hidup untuk segala sesuatu yang akan membawa keselamatan dunia akhirat, dan bersiap-siap menghadapi maut yang sewaktu-waktu akan tiba kepadamu.

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. melihat Malaikat Maut didekat kepala seorang sahabat Anshar, maka Nabi Muhammad s.a.w. berkata kepadanya: "Kasihanilah sahabatku kerana ia seorang mukmin." Jawab Malaikat Maut: "Terimalah khabar baik hai Muhammad, bahawa aku terhadap tiap mukmin sangat belas kasihan, demi Allah, ya Muhammad, aku mencabut roh seorang anak Adam, maka bila ada orang menjerit dari keluarganya, aku katakan: "Mengapa menjerit, demi Allah kami tidak berbuat aniaya dan tidak mendahului ajalnya, maka kami tidak ada salah dalam mencabut rohnya, maka bila kamu rela dengan hukum Allah kamu mendapat pahala, dan jika kamu murka dan mengeluh kamu berdosa, dan kamu usah mencela kami, sebab masih akan kembali maka berhati-hatilah kamu. Dan tiada penduduk rumah batu atau bambu, kain bulu didarat atau laut melainkan aku perhatikan wajahnya tiap kali lima kali, demi Allah ya Muhammad andaikan aku akan mencabut roh nyamuk tiada dapat kecuali bila mendapat perintah dari Allah s.w.t. untuk mencabutnya."

Abu Said Alkhudri r.a. berkata bahawa Nabi Muhammad s.a.w. melihat orang-orang yang tertawa maka Baginda s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Andaikan kamu banyak ingat mati yang menghapuskan kelazatan, nescaya kamu tidak sempat sedemikian." "Sesungguhnya kubur itu adakalanya sebagai kebun dari kebun-kebun syurga atau salah satu jurang neraka."

Umar r.a. berkata kepada Ka'ab: "Terangkanlah kepada kami tentang maut." Ka'ab berkata: "Maut itu bagaikan pohon berduri dimasukkan kedalam tubuh anak Adam, maka tiap duri berkait dengan urat, lalu dicabut oleh seorang yang kuat sehingga dapat memutuskan apa yang terputus, dan meninggalkan apa yang masih tinggal."

Sufyan Atstsauri jika ingat mati, maka ia tidak berbuat apa-apa sampai beberapa hari, bahkan jika ditanya masalahnya, ia hanya menjawab: "Tidak tahu." Seorang hahim berkata: "Tiga macam yang tidak layak dilupakan oleh seorang yang sihat akalnya iaitu rosaknya dunia dan perubahan-perubahannya, dan maut, dan kerosakan-kerosakan apa yang didunia, yang tidak dapat dielakkan."

Hatim al-Asham berkata: "Empat macam yang tidak dapat menilai dan merasakannya kecuali empat iaitu HARGA (NILAI) KEPEMUDAAN tidak diketahui kecuali oleh orang yang telah tua, HARGA KESIHATAN tidak diketahui benar-benar oleh orang kecuali oleh orang-orang yang sakit, HARGA KESELAMATAN tidak dapat diketahui kecuali oleh orang-orang yang kena bala dan HARGA NILAI HIDUP tidak diketahui benar-benar kecuali oleh orang-orang yang telah mati."

Abul-Laits berkata: "Keterangan ini sesuai dengan hadis yang tersebut iaitu: Jagalah lima sebelum tibanya lima lawannya."

Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata: "Ayahku sering berkata: "Saya hairan kepada orang yang sihat akal dan lidahnya ketika dihinggapi maut mengapa tidak suka menerangkan sifat maut itu." Kemudian ia dalam sakaratul maut itu sedang masih sedar akalnya saya berkata kepadanya: "Ayah, kau dahulu hairan terhadap orang yang sihat akal dan lidahnya mengapa tidak menceritakan tentang hal maut?" Jawab Amr: "Anakku, maut itu sangat ngeri dan dahsyat, tidak dapat disifatkan tetapi saya akan menrangkan sedikit kepadamu, demi Allah s.w.t., ia bagaikan bukit Radhwa diatas bahuku, sedang rohku seakan-akan keluar dari lubang jarum, sedang dalam tubuhku seplah-olah ada pohon berduri, sedang langit seakan-akan telah rapat dengan bumi sedang saya ditengah-tengahnya. Hai puteraku, sebenarnya aku telah mengalami tiga masa, pertama saya kafir dan berusaha benar untuk membunuh Nabi Muhammad s.a.w., maka alangkah celaka diriku sekiranya aku mati pada masa itu. Kkedua, kemudian aku mendapat hidayat sehingga masuk Islam dan sangat cinta pada Nabi Muhammad s.a.w. sehingga saya selalu diangkat menjadi pemimpin pasukan yang dikirimnya, alangkah bahagianya sekiranya saya mati ketika itu, nescaya saya akan mendapat berdoa restu Nabi Muhammad s.a.w., kemudian ketiga, kami sibuk dengan urusan dunia, kerana itu saya tidak ketahui bagaimana keadaanku disisi Allah s.w.t." Abdullah berkata: Maka saya tidak bangun dari tempatnya sehingga mati disaat itu. Rahimahullah."

Syaqiq bin Ibrahim berkata: "Orang-orang sependapat dengan aku dalam empat macam tetapi perbuatan mereka berlawanan. Pendapat aku yang pertama mereka mengaku hamba Allah tetapi berbuat seperti orang yang merdeka bebas, mereka mengaku Allah s.w.t. menjamin rezeki tetapi hati tidak tenang bila tidak ada kekayaan ditangan mereka, mereka mengaku akhirat lebih baik dari dunia tetapi mereka hanya mengumpulkan harta untuk dunia semata-mata dan mereka mengaku pasti mereka akan mati tetapi berbuat seperti orang yang tidak akan mati."

Abud-Dardaa atau Salman Alfarisi atau Abu Dzar r.a. berkata: "Tiga macam mengkagumkan aku sehingga aku tertawa, dan tiga yang menyedihkan aku hingga aku menangis, adapun yang mentertawakan aku ialah, orang yang panjang angan-angan hidup padahal ia dikejar oleh maut, dan sama sekali tidak memikirkan akan mati, orang yang lupa terhadap maut padahal maut tidak lupa padanya dan orang yang tertawa padahal ia belum mengetahui apakah Allah s.w.t. ridha padanya ataupun murka. Adapun yang menangiskan aku ialah berpisah dengan sahabat-sahabat Nabi Muhammad s.a.w. dan kawan-kawannya, memikirkan dahsyatnya maut bila tiba saatnya dan memikirkan kelak bila berhadapan kepada Allah s.w.t., akan diperintahkan kemana aku ini, apakah ke syurga atau keneraka."

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Andaikan binatang-binatang itu mengetahui tentang mati sebagaimana yang kamu ketahui nescaya kamu tidak dapat makan daging binatang yang gemuk selamanya."

Abu Hamid Allafaf berkata: "Siapa yang sering ingat mati, maka dimuliakan dengan tiga macam iaitu segera bertaubat dan terima terhadap rezeki (tidak tamak) dan tangkas beribadat. Sedangkan yang selalu lupa akan mati, terkena akibat tiga macam juga iaitu menunda-nunda taubat, tamak dalam rezeki dan malas beribadat."

Nabi Isa a.s. biasa menghidupkan orang mati, maka ditegur oleh orang kafir dengan berkata: "Kau hanya dapat menghidupkan orang yang baru mati, kemungkinan belum mati benar orang itu, maka cuba hidupkan orang yang dulu-dulu itu." Nabi Isa a.s. pun berkata: "Kamu pilih sendiri siapa yang kamu minta saya hidupkan." Mereka berkata: "Hidupkan Sam bin Nuh a.s.." Lalu nabi Isa a.s. pergi kekuburnya dan disana didirikan sembahyang dua raka'at dan berdoa kepada Allah s.w.t. maka Allah s.w.t. menghidupkan Sam bin Nuh a.s. dalam keadaan rambut dan janggutnya telah putih, maka ditanya oleh Nabi Isa a.s.: "Mengapa kamu berubah padahal pada waktu kamu mati dahulu belum ada uban?" Jawab Sam bin Nuh a.s.: " Ketika aku dengar panggilan untuk keluar aku kira hari kiamat kerana itu rambutku langsung menjadi putih kerana ketakutan." Lalu ditanya lagi: :Berapa lama kamu matu?" Jawab Sam: "Sejak empat ribu tahun yang lalu dan belum hilang rasa pedihnya maut!"

Tiada seorang mukmin mati melainkan ditawarkan kepadanya kembali hidup didunia, tetapi ia menolak kerana beratnya sakaratul maut, kecuali orang yang mati syahid, mereka tetap ingin hidup kembali didunia untuk berperang dan mati syadih lagi, sebab mereka tidak merasakan sakitnya sakaratul maut, juga kerana merasakan kebesaran kehormatan orang yang mati syahid disisi Allah s.w.t.

Ibrahim bin Ad'ham ketika ditanya: "Mengapakah kau tidak mengajar?" Jawabnya: "Saya masih sibuk dengan empat macam, bila selesai urusan empat macam itu saya dapat mengajar." Ditanya lagi: "Apakah yang empat macam itu?" Jawabnya: "Saya sedang memikirkan yaumul mistaq ketika Allah s.w.t. menentukan Anak Adam. Mereka ini untuk syurga dan mereka ini untuk neraka, saya tidak mengetahui termasuk golongan yang mana satu. Saya juga memikirkan kejadian manusia ketika diperut ibunya ketika akan diberi roh dan Malaikat disuruh mencatat untung atau celaka, sayapun tidak mengetahui dari golongan manakah saya, saya juga memikirkan nanti dimasa malakulmaut datang kepadaku lalu bertanya kepada Allah s.w.t.: Apakah roh orang ini digolongkan orang muslimin atau bersama orang kafir, sayapun belum mengetahui bagaimana jawab Allah s.w.t. kepada malaikat itu dan yang terakhir saya memikirkan tentang ayat yang berbunyi Wan tazul yauma ayyuhal mujrimum. (Yang bermaksud) Berpisahlah kamu hari ini hai orang yang derhaka. Saya belum mengetahui dalam golongan manakah saya ini."

Abul-Laits berkata: "Sungguh untung orang -orang yang diberi Allah s.w.t. pengertian dan disedarkan dari kelalaian, dan dipimpin sehingga berfikir bagaimana akhirnya mati. Semoga Allah s.w.t. menjadikan penghabisan umur kami dalam kebaikan, serta mendapat khabar gembira, sebab orang mukmin pasti mendapat khabar gembira ketika maut, iaitu dalam ayat Innal ladziina qaalu robbunallahu tsummas taqaamu tatanazzalu alaihimul malaikatu alla takhaafu wala tahzannu, wa absyiru biljannatillati kuntum tuu'adun. Nahnu auliyaa'akum fil hayaatiddunya wafil akhiroti. (Yang bermaksud) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, percaya benar-benar kepada Allah dan Rasullullah, kemudian tetap istiqomah dalam menunaikan kewajipan dan meninggalkan larangan istiqamah dalam kata dan perbuatannya mengikuti benar-benar sunnatur Rasul, maka akan datang kepadanya Malaikat menyampaikan khabar gembira. kamu jangan takut dan jangan susah, dan bergibaranlah kamu akan mendapat syurga yang dijanjikan, kepadamu. Sebagaimana diterangkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.

Khabar gembira itu terdapat dalam lima bentuk:

Untuk orang awam yang mukmin diberitahu: Jangan takut, kamu tidak akan kekal dalam neraka bahkan kamu tetap akan mendapat syafaat para Nabi-nabi dan orang-orang solihin, dan jangan sedih atau berduka atas kekurangan pahala dan kamu pasti masuk syurga.

Untuk orang yang ikhlas: Kamu jangan khuatir, kerana amalmu telah diterima, dan jangan sedih terhadap kekurangannya pahala, kerana kamu pasti mendapat pahala berlipat ganda.

Untuk orang-orang yang bertaubat: Kamu jangan khuatir terhadap dosa-dosamu, maka semua sudah diampuni, dan jangan sedih terhadap pahala, pasti kamu dapatkan atas amalmu sesudah taubat.

Untuk orang-orang yang zahid. Kamu jangan khuatir mahsyar atau hisab, dan jangan berduka sebab akan dikurangi pahalamu yang berlipat-lipat ganda itu, dan terimalah khabar gembira bahawa kamu akan masuk syurga tanpa hisab.

Untuk ulama yang mengajarkan kebaikan pada manusia. Kamu jangan takut dari dahsyat hari kiamat, dan jangan berduka sebab Allah s.w.t. akan membalas amalmu dengan syurga, juga orang-orang yang mengikuti jejakmu.

Dan sungguh untung orang yang mendapat berita gembira pada ketika matinya, sebab berita gembira hanya untuk orang mukmin yang baik amal perbuatannya maka turunlah Malaikat kepadanya lalu bertanya: "Siapakah kamu, kami tidak melihat muka yang lebih elok dari kamu dan yang lebih harum dari baumu?" Jawab Malaikat: "Kamu dahulu kawanku yang mencatat amalmu ketika didunia, dan kami juga menjadi kawanmu diakhirat."

Maka seharusnya bagi orang yang berakal sedar dari kelalaiannya, dan tanda kesedaran itu ada empat iaitu:

Mengatur urusan dunia dengan tenang dan merasa masih banyak waktu.

Memerhatikan urusan akhirat dengan cermat dan sungguh kerana merasa waktunya mendesak dan tidak dapat ditunda.

Mengatur urusan agama dengan rajin-rajin mencari ilmunya.

Bergaul dengan sesama makhluk dengan saling nasihat dan sabar, dan yang paling utama ialah orang yang mempunyai lima sifat iaitu:

(1)Tekun beribadat kepada Tuhan

(2)Sangat berguna terhadap sesama manusia

(3)Semua orang merasa aman dari gangguan

(4)Tidak iri terhadap orang lain

(5)Selalu bersiap untuk menghadapi maut.

Ketahuilah saudara bahawa kami dijadikan untuk mati, dan tidak dapat lari daripadanya. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: Innaka mayyitun mainnahum mayyitun Engkau akan mati dan mereka juga akan mati. Dan Firman Allah s.w.t. Qul lan yanta'akumul firaaru in farartum minal mauti awil qatli katakanlah: (Yang bermaksud) Tidak akan berguna bagimu lari menghindari maut, jika kamu lari dari maut atau perang, kerana demikian keadaannya maka kewajipan seorang muslim harus siap-siap benar untuk maut sebelum tibanya. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: Walan yatamannauhu abada in kuntum shadiqin (Yang bermaksud) Inginkanlah mati jika kau benar-benar dalam imanmu.Firman Allah s.w.t. lagi Walan yatamannauhu abada bima qoddammat aidihim.(Yang bermaksud) Dan mereka tidak akan ingin mati kerana mengetahui amal kejahatan dirinya.

Dalam kedua ayat ini maka nyatalah Allah s.w.t. menjelaskan bahawa seseorang yang benar-benar beriman dan ikhlas kepada Allah s.w.t. tidak gentar akan mati bahkan rindu kepada kematian untuk segera bertemu dengan Allah s.w.t. dan sebaliknya orang munafik, ia akan lari kerana merasakan amal perbuatannya sangat sedikit.

Abud-Dardaa r.a. berkata: "Saya suka kepada kemiskinan kerana itu sebagai tawadhu' merendah diri kepada Tuhanku, dan aku suka penyakit sebab itu sebagai penebus dosa, dan aku suka kepada kematian kerana rindu kepada Tuhanku."

Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata: "Tiada seorang yang hidup melainkan mati itu lebih baik baginya, jika ia baik, maka firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi) Wama indallahi khoirun lil abrar (Yang bermaksud) Apa yang disediakan oleh Allah lebih baik bagi orang yang bakti taat. Dan bila ia derhaka, maka friman Allah s.w.t. (Yang berbunyi) Inamma numli lahum liyazdadu itsma walahum adzabun muhim. (Yang bermaksud) Sesungguhnya Kami membiarkan mereka supaya bertambah dosa, dan untuk mereka bersedia siksa yang sangat hina.

Anas r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Almautu rahitul mu'min (Yang bermaksud) "Mati itu bagaikan kenderaan seorang mukmin. Ibn Mas'ud r.a. berkata: Nabi Muhammad s.w.t. ditanya: "Siapakah mukmin yang utama dan yang manakah yang terkaya?" Rasullullah s.a.w. menjawab: "Yang terbaik budi akhlaknya, dan mukmin yang terkaya ialah yang banyak ingat mati dan baik persediaannya."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda yang bermaksud: "Orang yang sempurna akal ialah yang selalu memeriksa dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Sedang yang bodoh ialah yang selalu menurutkan hawa nafsunya, dan mengharapkan pengampunan Allah."(Yakni tanpa amal).

Hari Kiamat



Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Aisyah r.a. berkata: "Saya tanya kepada Rasullullah s.a.w., Apakah yang cinta itu ingat pada kekasihnya pada hari kiamat?" Jawab Rasullullah s.a.w.: "Adapun ditiga tempat (masa) maka tidak ingat iaitu ketika ditimbang amal sehingga diketahui apakah ringan atau berat, ketika menerima lembaran catatan amal (suhuf) sehingga ia terima imma dari kanan atau dari kiri dan ketika keluar dari neraka ular naga lalu mengepung mereka dan berkata "Aku diserahi tiga macam: Orang mempersekutukan Allah s.w.t. dengan lain Tuhan, dan orang yang kejam, penentang, zalim dan orang yang tidak percaya pada hari kiamat (hisab), maka diringkus semua orang-orang yang tersebut itu lalu dilemparkan semuanya dalam neraka jahannam, dan diatas neraka jahannam itu ada jambatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sedang dikanan kirinya bantolan dan duri-duri, sedang orang-orang yang berjalan diatasnya ada yang bagaikan kilat, dan bagaikan angin kencang, maka ada yang selamat, dan ada yang luka terkena bantolan duri, dan ada yang terjerumus muka kedalam neraka."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasullullah s.a.w. bersabda: "Diantara dua kali tiupan sangkakala itu jarak empat puluh tahun (Tiupan untuk mematikan dan membangkitkan semula). Kemudian Allah s.w.t. menurunkan hujan air bagaikan mani orang lelaki, maka timbullah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran)."

Abul-Laits juga telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasullullah s.a.w. bersabda: "Ketika Allah s.w.t. telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah s.w.t. menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, maka ia meletakkannya dimulutnya melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintahkan." Saya bertanya: "Ya Rasullullah, apakah shur (sangkakala) itu?" Jawab Rasullullah s.a.w.: "Bagaikan tanduk dari cahaya." Saya bertanya lagi: "Bagaimana besarnya?" Rasullullah s.a.w. menjawab: "Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutuskanku sebagai Nabi s.a.w. besar bulatannya itu seluas langit dengan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali iaitu pertama Nafkhatul faza' (untuk menakutkan), Nafkhatus sa'aq (untuk mematikan) dan Nafkhatul ba'ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan)."

Dalam riwayat Ka'ab hanya dua kali tiupan, iaitu mematikan dan membangkitkan. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa yauma yunfakhu fafazi'a man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah (Yang bermaksud) Dan pada hari ditiup sangkakala maka terkejut takut semua yang dilangit dan yang dibumi, kecuali yang dikehendaki oleh Allah. (Surah Annamel : 87)

Dan pada saat itu tergoncangnya bumi, dan manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya dan yang meneteki lupa terhadap bayinya, dan anak-anak segera beruban dan syaitan-syaitan laknatullah berlarian. Maka keadaan itu berlaku beberapa lama kemudian Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniup sangkakala kedua.

Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa nufikhafishshuri fasha'iqa man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah. Tsumma nufikha fihi ukhra fa idza hum qiyamun yandhurun. (Yang bermaksud) Dan ketika ditiup sangkakala maka matilah semua yang dilangit dan bumi kecuali yang dikehendaki Allah, kemudian ditiup lagi, tiba-tiba mereka bangun dan melihat. (Surah Azzumar : 68)

Mereka yang dikecualikan itu ialah roh orang-orang yang mati syahid, Jibrail, Mika'il, Israfil dan Hamalatul arsyi serta Malaikatmaut, sehingga ketika ditanya oleh Allah s.w.t: "Siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu?" Padahal Allah s.w.t. lebih mengetahui. Jawab Malaikatmaut: "Ya Tuhan, Engkau yang hidup, yang tidak mati, tinggal malaikat Jibril, Mika'il, Israfil, Hamalatul arsyi dan aku." Maka Allah s.w.t. menyuruh Malaikatmaut mencabut roh mereka.

Riwayat Muhammad bin Ka'ab dari seorang dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Kemudian Allah s.w.t. berfirman: "Harus mati Jibril, Mika'il, Israfil dan juga Hamalatul arsyi." Kemudian Allah s.w.t. bertanya: "Hai Malaikulmaut, siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu?" Jawab Malaikulmaut: "Engkau Dzat yang hidup yang tidak akan mati, tinggal hambamu yang lemah, Malikulmaut." Firman Allah s.w.t.: " Hai Malaikulmaut, tidakkah kau mendengar firmanKu: "kullu nafsin dza'iqatul maut. (Yang bererti) Tiap makhlukKu, Aku jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini matilah engkau." Maka matilah Malaikulmaut diperintah mencabut nyawanya sendiri, maka ia sendiri, tiba-tiba ia menjerit, yang andaikata waktu itu makhluk lain masih hidup nescaya mereka semua akan mati kerana jeritan Malaikulmaut itu, lalu ia berkata: "Andaikan saya mengetahui bahawa pencabutan roh itu seberat ini nescaya aku akan lebih lunak ketika mencabut roh-roh orang mukmin." Kemudian matilah Malaikulmaut dan tiada tinggal satupun dari makhluk Allah s.w.t. Kemudian Allah s.w.t. berfirman kepada dunia yang rendah ini: "Dimanakah raja-raja dan putera-putera raja, dimanakah raksasa-raksasa dan putera-putera raksasa yang makan rezekiKu tetapi menyembah lainKu." Kemudian Allah s.w.t. berfirman: "Limanil mulkil yaum? Lillahilwahidil qahhar." (Yang bermaksud) Siapakah yang mempunyai hak milik pada hari ini?. Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, maka Allah s.w.t. sendiri menjawab: "hanya bagi Allah yang tunggal dan memaksa segala sesuatu."

Kemudian Allah s.w.t. menyuruh langit menurunkan hujan bagaikan air mani lelaki selama empat puluh hari, sehingga air telah mengenang diatas segala sesuatu setinggi hasta, maka Allah s.w.t. menumbuhkan makhluk bagaikan tumbuhnya sayur-sayuran sehingga sempurna kerangka badannya sebagaimana semula dahulu, kemudian Allah s.w.t. menyuruh (berseru): "Hiduplah hai Israfil dan Hamalatularsyi." Maka hiduplah mereka. Lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meletakkan sangkakala dimulutnya, lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniupnya untuk membangkitkan, maka keluarlah roh-roh bagaikan lebah telah memenuhi angkasa antara langit dan bumi, lalu masuklah roh itu kedalam jasad didalam hidung, maka bumi mengeluarkan mereka.

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Saya pertama orang yang keluar dari bumi." Dalam lain hadis: "Sesungguhnya Allah s.w.t. jika telah jika telah menghidupkan Malaikat Jibrail, Mika'il, Israfil, maka mereka pergi kekubur Nabi Muhammad s.a.w. membawa buraq dan perhiasan-perhiasan syurga, maka terbuka bumi untuk Baginda Rasulullah s.a.w. dan ketika melihat Jibril segera bertanya: "Ya Jibril, bagaimana ummatku? (Apakah yang diperbuat oleh Allah s.w.t. terhadap ummatku?) Jawab Jibril: "Terimalah khabar gembira, kerana kau pertama yang kuluar dari bumi." Kemudian Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniup sangkakala, tiba-tiba serentak mereka bangkit melihat keadaan.

Abu Hurairah r.a meriwayatkan: "Maka keluarlah mereka dari kubur mereka dalam keadaan telanjang bulat, menuju kepada Tuhan mereka , kemudian berhenti disuatu tempat selama 70 tahun, Allah s.w.t. membiarkan mereka, tidak melihat atau memutuskan keadaan mereka, mereka menangis sehingga habis air mat, dan mengeluarkan darah dan peluh sehingga banjir sampai kemulut, kemusian mereka dipanggil ke Mahsyar, mereka keburu-buruan menuju panggilan itu, maka apabila telah berkumpul semua makhluk, jin, manusia dan lain-lainnya, tiba-tiba terdengar suara yang keras dari langit, maka terbuka langit dunia dan turun daripadanya sepenuh penduduk bumi dari para Malaikat, dan mereka langsung berbaris, lalu bertanya: "Apakah ada diantara kamu yang membawa perintah Tuhan untuk hidab?" Dijawab: "Tidak ada." Kemudian turun ahli langit kedua dan berbaris pula, kemudian turun prnduduk langit ketiga, dan seterusnya sampai langit ketujuh, masing-masing berlipat dari yang sebelumnya dan semua Malaikat itu melindungi penduduk bumi."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Sesungguhnya Allah s.w.t. akan menyuruh langit dunia maka terbelah dan mengeluarkan semua Malaikat yang ada didalamnya, maka turun semuanya dan mengepung bumi dengan apa yang ada dibumi, kemudian langit kedua dengan isinya, kemudian yang ketiga dengan isinya, kemudian keempat dengan isinya, kemudian kelima dengan isinya, kemudian keenam dengan isinya sehinggalah merupakan tujuh barisan Malaikat, setengahnya dikepung oleh setangahnya, sehingga penduduk jika pergi kemana sahaja mereka mendapati tujuh berisan Malaikat itu seperti mana firman Allah s.w.t.: "Ya ma'syaral jinni wal insi inis tatha' tum an tanfudzu min aqtharissamawati wal ardhi fan fudzu la tanfudzuna illa bisulthan." (Yang bermaksud) "Hai para jin dan manusia jika kamu dapat menembus langit dan bumi, maka silakan menembusnya. Dan kamu tidak akan menembusnya kecuali dengan kekuatan."

Firman Allah s.w.t. lagi: "Wayauma tasyaqqaqussama'u bil ghomami wanuzzilal malaikatu tanzila." (Yang bermaksud) "Dan pada hari terbelahnya langit dengan awan, dan diturunkan para Malaikat dengan seketika."

Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Allah s.w.t. telah berfirman: "Hai para jin dan manusia, aku nasihatkan kepadamu, sesungguhnya yang tercatat dalam lebaran hanya amalmu sendiri, kerana itu siapa yang mendapatkan didalamnya kebaikan, hendaklah mengusapkan : Alhamdulillah dan siapa yang mendapat lain dari itu, maka jangan menyalahkan yang lain kecuali dirinya sendiri. Kemudian Allah menyuruh jahannam, maka keluar daripadanya binatang yang panjang mengkilat gelap lalu berkata-kata. Maka Allah berfirman: "Alam a'had ilaikum ya bani Adama alla ta'budusy syaithana innahu lakum aduwwun mubin. Wa ani'buduni hadza shiraatum mustaqim. Walaqad a adholla minkum jibilla katsiera afalam takuni ta'qilun. Hadzihi jahannamullati kuntum tu'aduun. Ish lauhal yauma bima kuntum takfurun. (Yang bermaksud) Tidak Aku telah berpesan kepadamu: Jangan menyembah syaitan, sesungguhnya ia musuhmu yang nyata-nyata. Dan sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan ia telah menyesatkan ummat-ummat yang banyak dari kamu. Apakah kamu tidak berakal (berfikir) dan menyedarinya. Inilah neraka jahannam yang telah diancamkan (Peringatan) kepadamu. Masuklah kamu kini, oleh sebab kekafiranmu."

Maka pada saat itu bertekuk lutut tiap-tiap ummat, sebagaimana firman Allah s.w.t.: "Wa tara kulla ummatin jatsiyatan kullu ummatin tud'a ila kitabiha." (Yang bermaksud) Disini kamu melihat tiap-tiap ummat (orang) bertekuk lutut, tiap ummat dipanggil untuk menerima suratan amalnya." Lalu Allah s.w.t. memutuskan pada semua makhlukNya. Dan antara binatang-binatang buas atau ternak, sehingga kambing-kambing yang tidak bertanduk diberi hak membalas kambing yang bertanduk, kemudian diperintahkan menjadi tanah semua binatang-binatang itu. Dan disaat itu orang kafir berkata: "Aduh sekiranya aku menjadi tanah." Kemudian Allah s.w.t. memutuskan antara semua hambaNya.

Nafi' dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Manusia akan dibangkitkan kembali kepada Tuhan pada hari kiamat, sebagaimana keadaan mereka ketika dilahirkan dari perut ibunya telanjang bulat. Siti Aisyah berkata: "Laki perempuan berkumpul ya Rasullullah? Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya." Siti Aisyah berkata: "Alangkah malunya, kemaluanku dapat dilihat setengah pada setengahnya." Nabi Muhammad s.a.w. sambil memukul bahu Aisyah bersabda: "Hai puteri dari putera Abu Quhafah, kesibukan orang-orang pada saat itu tidak memungkinkan akan melihat itu, orang-orang pada mengarahkan pandangan kelangit, berdiri selama empat puluh tahun tidak makan, tidak minum, ada yang berpeluh sampai tumit, sampai betis, sampai perut dan ada sampai mulut, kerana lamanya berhenti, kemudian berdiri para Malaikat mengelilingi arsy, lalu Allah s.w.t. menyuruh menyeruan nama fulan bin fulan, maka semua yang hadir melihat-lihat orangnya, lalu keluar prang itu untuk menghadapi Tuhan Rabbul A'alamin. Dan bila telah melihat Rabbul A'alamin dipanggil orang-orang yang pernah dianiaya oleh orang itu untuk diberikan dari hasanat kebaikannya kepada orang-orang yang teraniaya itu, kerana pada saat itu tidak ada pembayaran dengan mas, perak (dinar, dirham), maka orang-orang selalu menagih sehingga habis hasanatnya, maka diambilkan dari dosa-dosa orang-orang yang dianiaya itu untuk dipikulkan kepadanya, kemudian jika selesai semua maka diperintahkan: "Kembali ketempatmu dalam neraka hawiyah (jahannam) kerana pada hari ini tidak ada dhulum." (penganiyaan), sesungguhnya Allah amat segera perhitunganNya. Maka pada saat itu tidak ada seorang Malaikat yang muqarrab atau Nabi Rasul melainkan merasa bahawa tidak akan selamat, kecuali jika mendapat perlindungan Allah s.w.t."

Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Laa tazulu qadamaa abdin hatta yus'ala an arba. An umrihi fima afnaahu wa'an jasadihi fima ablaahu wa'an ilmihi ma amila bihi wa'an maalihi min aina iktasabahu wafima anfaqahu. (Yang bermaksud) Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga ditanya tentang empat: Umurnya digunakan apa sampai habis. Dan badannya dalam apa ia rosakkan. Dan ilmunya apa ia pergunakan (apakah diamalkan). Dan hertanya dari mana ia dapat dan kemana ia keluarkan.

Ikrimah berkata: Seorang ayah akan memegang anaknya pada hari kiamat dan berkata: "Saya ayahmu ketika didunia." Maka anak itu memuji kebaikannya lalu ayah itu berkata: "Hai anak, kini saya berhajat kepada hasanatmu yang sekecil dzarrah, kalau-kalau saya dapat selamat dengan itu dari apa yang kau lihat ini." Jawab anaknya: "Saya juga takut dari apa yang kau takutkan itu kerana itu tidak dapat memberikan kepadamu sedikitpun." Lalu pergi kepada isterinya dan berkata kepadanya: "saya dahulu suamimu didunia." Maka dipuji oleh isterinya, lalu berkata: "Saya ini minta kepadamu satu hasanat, kalau-kalau saya boleh selamat dari apa yang kau lihat ini." Jawab isterinya: "saya juga takut dari itu terhadap diriku seperti engkau." Sepertimana firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wain tad'u muts qalatun ila himliha laa yuhmal minhu syai'un walaukaana dza qurba." (Yang bermaksud) "Dan orang keberatan pikulannya itu jika memanggil lain orang untuk memikulkan sebahagian tidak akan dipikulkan sedikitpun, meskipun yang dipanggil itu kerabat yang dekat."

Ibn Mas'ud berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang berbunyi: "Innal kafir layul jamu biaroqihi walau ilaannar. (Yang bermaksud) Orang kafir akan tenggelam dalam peluhnya kerana lamanya hari itu sehingga ia berdoa: "Ya Tuhan, kasihanilah aku, meskipun masuk kedalam neraka."

Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiada seorang nabi melainkan ia mempunyai doa yang mustajab, dan semuanya sudah menggunakan doa itu didunia, sedang saya masih menyimpan doa itu, untuk saya gunakan sebagau syafa'at bagi ummatku pada hari kiamat. Ingatlah bahawa sayalah yang terkemuka dari semua anak Adam dan itu bukan bangga, dan saya juga yang pertama bangkit dari bumi, juga bukan kerana bangga, dan panji Alhamd ditanganku pada hari kiamat yang dibawahnya ada Adam dan anak cucunya, juga tidak bangga dengan itu. Pada kiamat kesukaran dan kerisauan manusia akan bertambah dahsyat sehingga mereka datang pada Nabi Adam a.s. dan berkta: "Hai Abulbasyar (Ayah dari semua manusia), berikan syafa'atmu (bantuanmu) bagi kami dengan minta Tuhan, supaya segera menyelesaikan kami ini. Jawab Adam: "Itu bukan bagian saya, saya telah diusir keluar dari syurga kerana dosaku, dan kini aku tidak memikirkan sesuatu kecuali diriku sendiri, lebih baik kamu pergi kepada Nuh a.s. kerana ia sebagai Nabi yang pertama. Maka mereka pergi kepada Nuh dan berkata: "Tolonglah kamu mintakan kepada Tuhan supaya lekas membebaskan kami." Jawab Nabi Nuh a.s.: "Bukan bagianku, saya telah mendoakan penduduk bumi sehingga tenggelam semuanya, dan kini tidak ada yang aku fikirkan kecuali diriku sendiri, tetapi kamu lebih baik pergi kepada Nabi Ibrahim a.s. Khalilullah. Maka pergilah mereka kepada Nabi Ibrahim a.s. dan berkata: "Tolonglah kami disisi Tuhan supaya segera memutuskan urusan kami." Jawab Nabi Ibrahim a.s: "Itu bukan urusanku sebab saya telah dusta tiga kali. Rasulullah s.a.w. bersabda: " keriga-tiganya itu kerana mempertahankan agama Allah iaitu ketika ia diajak keupacara kaumnya, lalu ia menyatakan: "Inni saqiem (Sesungguhnya saya sakit), kali kedua ketika berkata: "Bal fa'alahu kabiruhum hadza." (Yang bermaksud) "Bahwa yang merosakkan berhala-berhala ini hanya ini lah yang terbesar dan kali ketiga ketika isterinya akan diganggu oleh Raja yang zalim, lalu ia berkata: "ini saudaraku." kerana itu kini tidak ada sesuatu yang merisaukan hatiku kecuali bagaimana nasibku, tetapi kamu pergi kepada Musa a.s sebagai Kalimullah yang langsung mendengar firman-firman Allah. Maka mereka langsung pergi kepada Nabi Musa a.s. dan berkata: "Tolonglah kami, gunakan syufa'atmu untuk mengadap Tuhan supaya menyelesaikan urusan kami ini." Jawab Nabi Musa a.s.: "Itu bukan urusanku, saya pernah membunuh orang tanpa hak, dan kini aku tidak memikirkan kecuali nasib diriku, tetapi kamu pergi kepada Nabi Isa a.s. Ruhullah dan Kalimatullah." Maka segera mereka pergi kepada Nabi Isa a.s dan berkata: "Berilah jasa syafa'atmu. mintalah kepada Tuhan supaya segera meringankan penderitaan kami ini." Jawabnya: "Saya telah diangkat bersama ibuku oleh orang-orang sebagai Tuhan, dan kini tidak ada sesuatu yang merisaukan aku kecuali urusanku sendiri, tetapi bagaimana pendapatmu kalau ada barang terbungkus dan ditutup, apakah dapat mencapai barang itu jika tidak dibuka penutupnya?" jawab mereka: "Tidak.' Maka ia berkata: "Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w. itu penutup dari semua nabi-nabi, dan Allah telah mengampunkan baginya apa yang lalu dan yang kemudian, lebih baik kamu pergi kepadanya.Maka datanglah orang-orang itu kepadaku, lalu saya jawab kepada mereka: "Baiklah, sayalah yang akan membantu sehingga Allah mengizinkan bagi siapa yang dikehendakinya dan diredhainya, maka tinggal sekehendak Allah." Kemudian bila Allah hendak menyelesaikan makhlukNya, maka ada seruan: "Dimanakah Muhammad dan ummat-ummatnya?" Maka kamilah yang terakhir didunia, dan yang pertama-tama hisabnya pada hari kiamat. Lalu aku berdiri bersama ummat-ummatku, maka ummat-ummat itu membukakan jalan untuk kami, sehingga ada suara, hampir saja ummat ini semuanya merupakan nabi-nabi, kemudian aku maju kepintu syurga dan mengetukmnya, lalu ditanya: "Siapakah itu?" Jawabku: "Nabi Muhammad Rasullullah." Lalu dibukakan dan segera aku masuk dan bersujud kepada Tuhan serta memuja muji kepada Tuhan dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh seorang pun sebelumku, kemudian aku diperintah: Irfa' ra'saka wa qul yusina' wasai tu'tha, wasy fa tusyaffa." (Yang bermaksud) Angkatlah kepalamu, dan katakan akan didengar, dan mintalah akan diberikan syafa'atmu akan diterima.". Maka saya memberikan syafa'atku pada orang-orang yang didalam hatinya ada seberat semut (dzarrah) atau jagung dari iman keyakinan disamping syahadat an la ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah."

Umar bin Alkhoththob r.a. ketika masuk kemasjid bertemu dengan Ka'bul Ahbar sedang memberikan nasihat pada orang ramai, maka Umar berkata kepadanya: "Berilah kami nasihat dan cerita-cerita yang dapat menambahkan takut kepada Allah s.w.t." Maka Ka'bul Ahbar berkata: "Sesungguhnya ada Malaikat-malaikat yang dijadikan oleh Allah s.w.t. berdiri tegak tidak pernah membongkokkan punggung mereka, dan yang lain sujud tidak pernah mengangkat kepalanya sehingga ditiup sangkakala, dan mereka bertasbih: Subhanakallahumma wabihamdika ma abadnaaka haqqa ibadatia wa haqqa ma yanbaghi laka an tu'bada. (Yang bermaksud) Maha suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, kami tidak dapat beribadat kepadaMu sepenuh ibadat yang layak kepadaMu, yang layak bagiMu untuk disembah. Demi Allah yang jiwaku ada ditangannya, neraka jahannam akan diperdekatkan pada hari kiamat lalu bergemuruh dan bila telah dekat ia bergemuruh dengan satu suara dan disaat itu tidak ada seorang nabi atau orang yang mati syahid melainkan ia bertekuk lutut jatuh, maka tiap nabi, syahid atau siddiq hanya berdoa: "Ya Allah, saya tidak minta kecuali keselamatan diriku sehingga nabi Ibrahim lupa pada Ismail dan Ishak sambil berkata: "Ya Tuhan, aku khalilullah Ibrahim, dan pada saat itu andaikan engkau, hai putera Khoththob mempunyai seperti amal tujuh puluh nabi, nescaya kau mengira bahawa dirimu tidak akan selamat." Maka menangislah semua yang hadir.

Ketika Umar melihat keadaan itu, lalu Umar berkata: "Hai Ka'ab, berikan kepada kami khabar yang menggembirakan." Maka berkata Ka'ab: Sesungguhnya bagi Allah s.w.t. ada 313 syari'ah, tidak seorang yang menghadap kepada Allah s.w.t. dengan salah satu syari'at itu asal disertai dengan Khalimah laa ilaha illallah melainkan pasti dimasukkan oleh Allah s.w.t kedalam syurga demi Allah, andaikan kamu tahu besarnya rahmat Allah s.w.t., nescaya kamu malas beramal. Hai saudara-saudara, bersiap-siaplah menghadapi hari kiamat itu dengan amal yang soleh, dan menjauhi ma'siyat sebab tidal lama kau akan menghadapi kiamat dan menyesal tihadap masa hidupmu yang terbuang sia-sia, ketahuilah bahawa bila kau mati bererti telah tiba hari kaimatmu, sebagaimana kata Almughirah bin Syu'bah: "Kamu menantikan hari kiamat, padahal kiamatmu ialah saat kematianmu."

Alqomah bin Qays ketika hadir janazah lalu ia berdiri diatas kubur dan berkata: "Adapun hamba ini maka telah tiba kiamatnya, sebab seorang mati maka melihat segala persoalan hari kiamat, iaitu syurga, neraka dan Malaikat, dan ia tidak dapat berbuat suatu amal, maka ia bagaikan seorang yang berada pada hari kiamat, dan ia akan bangkit pada hari kiamat menurut keadaannya disaat matinya, maka sesungguhnya untung siapa yang penghabisan amalnya kebaikan."

Abu Bakar Alwaasithi berkata: Keuntungan yang besar itu dalam tiga perkara iaitu hidup, mati dan kiamat. Adapun keuntungan hidup iaitu bila digunakan dalam taat kepada Allah s.w.t, dan keuntungan mati bila ia mati dalam khalimat Syahadat iaitu Laailaha illallah dan keuntungan hari kiamat bila bangkit dari kubur disambut dengan berita bahawa syurga tersedia untuknya."

Yahya bin Mu'adz Arrazi ketika dibacakan dimajlisnya ayat yang berbunyi: "Yauma nahsyurul muttqina ilarrahmani. Wa nasuqul mujrimina ila jahannama wirda." (Yang bermaksud) "Pada hari kiamat itu Kami akan menghantar orang yang taqwa menghadap Arahman (Allah s.w.t.) berkenderaan, sedang orang-orang yang durhaka Kami iring keneraka berjalan kaki dan merasa haus."

Lalu ia berkata: "Tenang-tenanglah hai manusia, kamu kelak akan dihadapkan kepada Allah s.w.t. berduyun-duyun, dan menghadap pada Allah s.w.t. satu persatu, dan akan ditanya semua amalmu secara terperinci kalimat demi kalimat, sedang para wali dihantar menghdap pada Allah s.w.t. berkenderaan, dan orang-orang yang durhaka didorong keneraka jahannam berbondong-bondong, dan semua akan terjadi bila bumi telah dilenyapkan, dan tiba Tuhanmu sedang Malaikat berbaris-baris, dan dihidangkan jahannam sebagai ancaman. Saudara-saudaraku, berhati-hatilah kamu dari kengerian sehari yang perkiraannya sama dengan lima puluh ribu tahun (didunia), hari yang mengetarkan, duka cita dan menyesal., itulah hari yang besar, hari bangkitnya semua manusia untuk menghadap kepada Rabbul Alamien, hari perhitungan dan pertimbangan dan pertanyaan, hari kegoncangan, yang pasti, yang menakutkan, hari kebangkitan, hari dimana tiap manusia akan melihat apa yang telah dilakukannya. Hari dimana semua manusia dalam berbagai bentuk akan melihat amal perbuatannya, hari dimana wajah manusia putih berseri-seri dan lain wajah hitam, hari dimana seseorang tidak dapat menolong kerana lainnya, dan tidak berguna segala tipu daya, hari dimana seorang ayah tidak dapat membantu anaknya sedikit pun, hari dimana bahayanya bertebaran meluas, hari dimana tidak diterima uzur orang-orang yang zalim dan tetap mereka mendapat kutukan (laknat) serta siksa yang keji, pada hari dimana tiap manusia harus mempertahankan dirinya sendiri, pada hari dimana tiap ibu akan lalai terhadap bayi yang disusuinya, bahkan tiap ibu yang mengandung akan menggugurkan kandungannya dan orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk kerana minum arak, hanya kerana ngerinya siksaan Allah s.w.t. yang sangat keras."

Muqatil bin Sulaiman berkata: "Makhluk akan berdiri menanti pada hari kiamat selama seratus tahun, tenggelam dalam peluhnya sendiri dan seratus tahun dalam kegelapan mereka bingung sedang seratus tahun lagi sibuk bagaikan gelombang mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Sesungguhnya hari kiamat itu sekira lima ribu tahun, tetapi bagi seorang mukmin yang ikhlas bagaikan sesaat, kerana itu wahai orang yang sihat akal hendaklah sabar terhadap penderitaan dunia dalam melaksanakan taat kepada Allah s.w.t. untuk memudahkan bagimu segala kesukaran-kesukaran hari kiamat."

Sunday 2 June 2013

Hak Tetangga



Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin Al-ash r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tujuh macam orang yang tidak akan dilihat oleh Allah s.w.t. pada hari kiamat dan tidak diringankan siksaanya dan diperintahkan masuk neraka bersama-sama orang yang masuk neraka ialah:
Pelacur lelaki dengan lelaki (liwat)

Orang yang bersetubuh dengan binatang

Orang yang onani

Orang yang setubuh dengan wanita melalui dubur

Orang yang bersetubuh dengan wanita dan anak perempuannya

Orang yang berzina dengan isteri tetangganya

Orang yang menggangu tetangganya, terang-terangan kecuali jika taubat dengan memenuhi syarat-syarat taubatnya

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin mas'ud r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Allah, tidak Islam seorang hamba sehingga selamat semua orang dari gangguan hati, lidah dan tangannya dan tidak beriman seorang hamba sehingga aman tetangganya dari gangguannya. Sahabat bertanya: "Apakah gangguan-gangguan itu, ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Tipuan dan aniaya."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Said bin Al-Musayyab berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kehormatan tetangga kepada tetangganya bagaikan kehormatan ibu. Juga dapat bererti: Haramnya menggangu tetangga sama haram menggangu kepada ibu kandung."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr Al-ash r.a. berkata kepada pelayannya: "Sembelihlah kambing dan berilah makanan pada tetangga kami yang Yahudi." Kemudian ia berbicara sebentar dan berkata: "Hai Ghulam, jika kau telah menyembelih kambing maka beri makanan untuk tetangga yang Yahudi itu." Pelayan itu berkata: "Engkau ributkan kami dengan Yahudi itu." Abdullah berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. selalu berpesan kepada kami supaya baik kepada tetangga sehingga kami sangka kemungkinan akan diberi hak waris.

Abul -laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Syuraih Alka'bi berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang iman percaya kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian hendaknya berkata baik atau diam dan siapa yang beriman (percaya) kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian harus menghormati tetangganya dan siapa yang iman percaya kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian harus merus menghormati tetamunya ja'izahnya iaitu hari pertama datangnya dan dhiyafahnya sampai tiga hari dan selebihnya dari itu sebagai sedekah."

Abul Laits meriwaytakan dengan sanadnya dari Alhasan Al-Bashri berkata Rasulullah s.a.w. bertanya: "Apakah hak tetangganya?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Jika hutang kau hutangi, jika mengundang kau datang, jika sakit kau ziarahi, jika minta tolong kau tolong, jika tertimpa bala kau hibur, jika mendapat keuntungan kesenangan kau beri selamat, jika mati kau hantar jenazahnya, jika pergi kau jagakan rumah dan anak-anaknya dan jangan kau menggangunya dengan bau masakanmu kecuali jika memberikan hidayah dari masakan itu kepadanya." Dilain riwayat ada tambahan iaitu: "Dan jangan meninggalkan bangunan atas bagunannya kecuali dengan kerelaan hatinya."

Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jibril selalu berpesan kepadaku supaya baik dengan tetangga sehingga saya kira kemungkinan itu akan diberi hak waris."

Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ya Abuhurairah, jadilah engkau seorang yang warak (menjauhi dari yang syubhat) nescaya kau akan menjadi manusia yang sangat ibadat dan jadilah orang yang qana'ah (suka menerima/ terima apa adanya) supaya kau menjadi manusia yang sangat bersyukur dan sukalah kepada sesama manusia apa yang kau suka untuk dirimu sendiri nescaya kau menjadi mukmin benar-benar dan perbaikilah hubungan dengan tetanggamu nescaya kau menjadi orang muslim yang benar-benar dan kurangilah tertawamu kerana banyak tertawa itu mematikan hati."

Firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Wa'budullaha walatusyriku bihi syai'a, wabil walidaini ihsana, wa bidzil qurba walyatama walmasakina wabnassabili, waljaridzil qurba, waljaril junubi washabihi biljanbi wabnissabil." (Yang bermaksud): "Hendaklah kau menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun dan kepada kedua ibubapamu harus kamu bakti taat dan membantu, juga kepada kerabat dan anak yatim dan orang miskin dan tetangga yang sekerabat dan tetangga orang lain (bukan kerabat) dan teman dalam perjalanan dan orang rantau." (Surah An nisa ayat 36)

Rasulullah s.a.w. bersabda: " Tetangga itu ada tiga macam iaitu: yang mempunyai tiga hak dan yang mempunyai dua hak dan yang mempunyai satu hak:

Adapun yang mempunyai tiga hak maka tetangga yang sekerabat dan Muslim

Adapun yang mempunyai dua hak maka tetangga itu yang bukan kerabat tetapi Muslim

Adapun yang mempunyai satu hak maka tetangga orang kafir dzimmi (orang kafir yang tidak menggangu kaum Muslimin)

Tiga hak itu ialah hak kerabat, hak ketetanggaan dan hak Islam dan sua hak iaiyu hak ketetanggan dan hak Islam. Satu hak iaitu hak ketetanggaan saja."

Abu Dzar Alghifari r.a. berkata: "Saya dipesan oleh kekasihku Rasulullah s.a.w. tiga macam iaitu:

Dengarlah dan taatlah kepada pemimpin kaum Kuslimin meskipun yang diangkat itu orang yang dipotong hidungnya dan hamba sahaya

Jika kamu masak kuah maka banyakkan airnya dan perhatikan tetangga-tetanggamu, maka berikan kepada mereka

Sembahyanglah lima waktu itu tepat pada waktunya

Juga ada keterangan: "Siapa yang mati sedang tiga hari dari tetangganya rela padanya maka diampun baginya."

Seorang datang kepada Rasulullah s.a.w. mengeluh kerana gangguan tetangganya, maka Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya: "Jagalah dirimu, jangan menggangu padanya dan sabarlah atas gangguannya dan cukup bagimu maut untuk memisah kamu berdua."

Alhasan Albashri berkata: "Bukan bernama baik dalam ketetanggaan itu tidak mengganggu tetangga tetapi baik dalam ketetanggaan itu ialah sabar atas gangguan tetangga."

Amr bin Al-Ash berkata: "Bukannya menyambung kerabat itu membalas hubungan tetapi orang yang menyambung kerabat itu ialah orang yang menyambung hubungan kerabat yang akan memutuskan hubungan keduanya dan lunak pada orang yang kasar kepadanya, dan bukannya orang yang sabar itu yang membalas kesabaran kaumnya tetapi jika kaumnya berlaku masa bodoh maka ia sabar."

Abul-Laits berkata: "Seharusnya seorang muslim sabar terhadap gangguan tetangganya dan tidak menggangu tetangganya dan auratnya, adapun aman dari lidahnya, maka tidak mengganggu atau membicarakannya yang tidak baik, adapun aman dari tenganya, maka sekiranya kelupaan tidak mengunci rumahnya, maka tetangganya itu tidak curiga daripadanya, adapun auratnya maka sekiranya ia pergi lalu mendapat berita bahawa tetangganya masuk kerumahnya ia merasa aman."

Ibn Abbas r.a. berkata: "Tiga macam akhlak yang berlaku dimasa jahilliyah dan dianjurkan supaya tetap ada pada kaum muslimin iaitu:

Jika kedatangan tetamu bersungguh-sungguh menghormati dan menjamunya

Jika mempunyai isteri yang telah tua, tidak menceraikannya supaya jangan sampai sia-sia

Jika tetangganya mendapat kesukaran, maka ia berusaha untuk meringankannya meskipun dengan membayarkan hutangnya.

Anas bin Malik r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pada hari kiamat kelak seorang tetangga memegang tetangganya dan berkata: "Ya Tuhan, Engkau luaskan rezeki saudaraku ini dan menyempitkan rezekiku sehingga saya lapar pada waktu siang hari dan ia kenyang, maka tanyakan kepadanya mengapa ia menutup pintunya dan mengharamkan aku dari apa yang telah diluaskan baginya."

Sufyan Atstsauri berkata: "Sepuluh macam daripada kekejaman iaitu:

Seorang yang berdoa untuk dirinya sendiri dan tidak mendoakan anak-anaknya dan kaum mukminin

Seorang yang pandai membaca al-quran tetapi tiap harinya tidak membaca seratus ayat

Seorang yang masuk masjid lalu keluar dan tidak sembahyang dua rakaat

Seorang yang berjalan melalui kuburan kemudian tidak memberi salam dan mendoakan ahli kubur

Seorang yang sampai disuatu kota pada hari Jumaat kemudian tidak sembahyang jemaah

Seorang yang didaerahnya didatangi oleh seorang alim, tiba-tiba tidak mahu belajar apa-apa kepadanya

Dua orang bertemu diperjalanan dan masing-masing tidak menanyakan nama kawannya itu

Seorang diundang pada jamuan tiba-tiba tidak datang

Pemuda yang tidak ada kerjanya dan tidak mahu belajar ilmu dan kesopanan

Seorang yang kenyang sedang ia tahu bahawa tetangganya lapar tetapi tidak diberi dari makanannya itu.


Abul-Laits berkata: "Kesempurnaan baik kepada tetangga itu ada empat macam iaitu:

Membantu dengan apa yang ada padanya

Tidak menginginkan kepunyaan tetangganya

Tidak mengganggu kepadanya

Sabar atas gangguan tetangganya

Saturday 1 June 2013

Monolog #1

Kaktus Dalam bilik


hanya sebuah monolog hati

     makin hari makin berlalu, hari-hariku berlalu dengan perit duri luka cabaran. aku gentarkan hati demi Mu
tiba-tiba. hati ku berbisik


Sheng: rilex bro... ni dunia bukan akhirat. ending kau bukan di sini tetapi disana. masih banyak perlu kau  terokai, dan masih banyak perlu kau fahami. 

Aku: Tapi, aku dah tak tahan kawan. hari-hari hati aku pedih. hari-hari hati aku sakit, merintih agar dibebaskan dari segala ujian ni. kadang-kadang aku berdoa agar Allah tarik nyawaku, dan kadang-kadang aku berniat untuk membutakan mata ku. tapi tak boleh, sebab haram doakan mati.

Sheng: bro.. cuba kau tenang dan fikir seketika, apa tujuan kita hidup didunia ni.? untuk menjadi khalifah menegakkan agama Allah. ini dunia kawan, dunia ni penuh dengan cabaran dan dugaan. jikalau dunia ni tak mencabar sebagainya.. ini bukan ini syurga..

Aku: maksud kau?


Sheng: ya la.. jika tiada mati, semua yang engkau minta dapat, semua yang engkau hajati dimakbulkan. apa erti usaha, rezeki, dan ujian sakratul maut..? apa bila kita perit dalam perjuangan dan usaha menghadapi dunia ni. Allah menanti kita di hujung jalan bagi hamba-Nya untuk diberikan satu hadiah yang hanya golongan Sabar dan takwa sahaja yang merasainya.

Aku: tapi, aku tak boleh lalui sendirian. teman-teman aku semua lupakan aku, sahabat handai khianati aku, member-member aku semua tikam aku.

Sheng: bukan semua bro.. kau masih ada keluarga kau, kau masih ada saudara muslim, kau masih ada aku.. kita hidup bersama hampir 20 tahun.. disitu kita lalui pelbagai perkara dari sekecil-kecil guli hingga sebesar-besar bulan. tapi lihat lah kau sekarang. masih teguh, masih sujud kepada-Nya, masih sayangkan ibu bapa kau. kalaw kau bersabar hanya sedikit sahaja lagi. sehingga hujung nyawa.. InsyaAllah penduduk langit menangis merindui mu kerana kesabaran kau hadapi ujian. relex la... ok bro??


Aku: kau cakap senang kawan, penat aku lalui, dari kecil aku lihat dunia ni musnah kerana saudara Islam ku sendiri khianati aku, aku lihat golongan miskin yang terus miskin, aku lihat golongan kaya pemimpin yang terus dengan agenda munafiq mereka. apa aku boleh buat..?? aku merantau, aku melihat, aku bermusafir hingga sekarang, aku naik gila memikirkan apa yang patut dan sebaliknya. aku lakukan kesilapan yang aku sendiri susah nak ungkapkan dengan kata. aku memilih jalan itu, dan aku silap, Nah..!!.. aku sendiri yang menyeksa diri aku..

Sheng: ok bro.. cuba kau fikirkan dizaman nabi tercinta Muhammad S.A.W yang tercinta. adakah baginda menyebarkan dakwah dengan mudah. dengan lancar?? cuba kau fikirkan,  nabi dihina, dicaci dibaling najis tetapi Nabi tetap menjalankan tugas untuk umatnya. bersabar lah. kita tidak lekang dengan ujian Allah. sesungguhnya Allah amat menyayangi mu. hanya sedikit masa lagi Allah akan membalas sesuatu yang sekalian makhluk tidak mampu balasnya. 


Aku: thanks bro, kau memang terbaik bro,

Sheng: hahahaha, jom kita makan maggi jom...


The End ~lapor la plak~

Hak Kedua Ibu Bapa



Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Tiada seorang mukmin mempunyai kedua ibu bapa lalu ia pagi-pagi ia taat dan baik pada keduanya melainkan Allah s.w.t. membukakan untuknya daun pintu syurga, dan tidak mungkin Allah s.w.t. ridho padanya jika salah satu ibu atau bapanya murka kepadanya sehingga mendapat ridho dari keduanya. Ditanya: Meskipun orang tua itu zalim? Jawabnya: Meskipun zalim. Dan didalam hadis marfu' ada tambahan: Dan tiada pagi-pagi ia durhaka (menyakiti hati) orang tuanya melainkan Allah s.w.t. membukakan baginya dua pintu neraka dan jika hanya satu maka satu."
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Atha' berkata: "Nabi Musa a.s. berdoa: "Ya Tuhan, pesanlah kepadaku." Firman Allah s.w.t.: "Aku wasiat supaya tetap dengan Aku." Nabi Musa a.s. berkata lagi: "Ya Tuhan, pesanlah kepadaku." Firman Allah s.w.t.: "Aku pesan kepadamu, taatlah kepada ibumu." Kemudian berkata Nabi Musa a.s. lagi: "Ya Tuhan, pesanlah kepadaku." Jawab Allah s.w.t.: Aku pesan supaya taat kepada ibumu." Musa a.s. berkata: "Wasiat kepadaku." Allah s.w.t. berfirman: Aku wasiat kepadamu, taatlah kepada ayahmu."

Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w dan berkata: "Saya ingin berjihad (perang fisabilillah)." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: "Apakah kedua ibu bapamu masih hidup?" Jawabnya: "Ya, kedua-duanya." Sabda Rasulullah s.a.w.: "Didalam melayani keduanya harus berjihad."

Hadis ini menunjukkan bahawa taat bakti kepada orang tua itu lebih besar daripada jihad fisabilillah, sebab menyuruh orang itu berbakti kepada orang tua dan berjihad. Kerana itu maka seseorang tidak boleh keluar untuk juhad jika tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya selama panggilan jihad itu tidak umum, maka tetap taat kepada orang tua lebih afdhal dari jihad fisabilillah.

Bahz bin Hakim dari ayahnya dari neneknya berkata: "Saya tanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Ya Rasulullah, siapakah harus saya taat?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Ibumu." Kemudian siapakah? tanya saya lagi. Jawab Rasulullah s.a.w.: "Ibumu." Saya bertanya sekali lagi dan Rasulullah s.a.w. menjawab: "Ibumu." "Kemudian siapa?" tanya saya lagi." Rasulullah s.a.w. menjawab: "Ayahmu, kemudian yang terdekat dan yang dari kerabat."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Zaid bin Ali dari ayahnya dari neneknya berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Andaikan ada khalimah yang lebih ringan dari kata UF (cih) untuk dijadikan dasar serendah-rendahnya durhaka pada orang tua nescaya akan dilarang oleh Allah s.w.t. untuk mengatakannya, kerana itu seorang yang durhaka pada orang tuanya boleh berbuat apa yang diperbuat maka ia tidak akan masuk syurga, sebaliknya seorang yang bakti pada orang tuanya boleh berbuat apa saja maka tidak akan masuk neraka."

Abul-Laits berkata: "Andaikan Allah s.w.t. tidak menyebut kewajipan berbakti kepada kedua orang tua itu dalam al-quran, dan tidak ditekankan nescaya dapat dimengertikan oleh akal bahawa taat kepada kedua orang tua itu wajib, kerana itu diwajibkan seorang yang berakal harus mengerti kewajipannya terhadap kedua orang tuanya, lebih-lebih Allah s.w.t. telah menekan dalam semua kitab yang diturunkan iaitu Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran, juga telah diwahyukan kepada semua Nabi, Rasul bahawa ridho Allah s.w.t. tergantung pada ridho kedua orang tua dan murka Allah s.w.t. tergantung pada murka kedua ayah bonda."

Ada penjelasan bahawa tiga ayat turun bergandengan dan Allah s.w.t. tidak menerima yang satu tanpa gandingannya iaitu seperti firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi):

Aqimusholata wa atuszakat (Yang bermaksud) Tegakkan sembahyang dan keluarkan zakat, maka siapa solat tanpa zakat tidak akan diterima oleh Allah s.w.t.

Athi'u Allaha waathi'urRasul (Yang bermaksud) Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasulullah, maka tidak akan diterima taat kepada Allah s.w.t. jika tidak taat kepada Rasulullah s.a.w.

An usykur li walidaika (Yang bermaksud) Syukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibu bapamu, maka siapa yang syukur kepada Allah s.w.t. dan tidak syukur kepada kedua orang tua tidak diterima.


Dan dalilnya ialah Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kutukan kedua orang tua itu memutuskan asal anak itu jika anak itu durhakai keduanya. Maka siapa merelakan kedua ayah bondanya bererti telah merelakan Tuhannya dan siapa mendapatkan kedua ayah bondanya atau salah satunya, lalu tidak taat kepada keduanya sehingga masuk neraka bererti telah dijauhkan oleh Allah s.w.t."

Dan ketika Rasulullah s.a.w. ditanya: "Apakah amal yang utama?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Sembahyang pada waktunya, kemudian taat kepada kedua ibu bapa kemudian jihad fisabilillah."

Farqad Assinji berkata saya telah membaca didalam kitab: "Bahawa anak tidak boleh dibicarakan dimuka orang tuanya kecuali dengan izinnya dan tidak boleh jalan dimukanya atau dikanan kirinya kecuali jika dipanggil maka ia harus menyambut dan harus berjalan dibelakang keduanya sebagaimana hamba sahaya dibelakang majikannya."

Seorang datang kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, ibuku kini mengigau ditempatku, maka sayalah yang memberi makan minum dengan tanganku juga mewudhu'kannya, dan mengangkat diatas bahuku, apakah yang demikian itu bererti aku telah membalas jasanya?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Belum, belum satupun dari jasa-jasanya dari jasa-jasanya (satu peratus) tetapi engkau telah berbuat baik dan Allah s.w.t. akan memberi pahala kepadamu yang besar dan banyak terhadap amalanmu yang sedikit."

Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari neneknya berkata: "Terulis didalam hikmat: "Terkutuk orang yang mengutuk ayahnya, terkutuk orang yang mengutuk ibunya, mal'un (terkutuk) siapa yang merintangi agama Allah s.w.t., terkutuk siapa yang menyesatkan orang buta dari jalanan, terkutuk siapa yang menyembelih menyebut nama selain nama Allah s.w.t., terkutuk siapa yang merosak tanda-tanda dijalan bumi ini atau batas-batas tanah."

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar dosa ialah memaki ayah ibunya." Ketika ditanya: "Bagaimanakah seorang memaki ayah ibunya?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Memaki ayah lain orang lalu dibalas maki ayahnya atau memaki ibunya, maka dibalas dimaki ibunya."

Abban dari Anas r.a. berkata: "Ada seorang pemuda bernama Alqomah dimasa Rasulullah s.a.w. Pemuda ini rajin ibadat dan banyak sedekah, tiba-tiba ia sakit dan sangat berat sakitnya, maka isterinya menyuruh orang memanggil Rasulullah s.a.w. dan menyatakan bahawa suaminya sakit keras didalam keadaan nazak sakaratal maut dan saya ingin menerangkan kepadamu keadaannya. Maka Rasulullah s.a.w. menyuruh Bilal, Ali, Salman dan Ammar r.a. supaya pergi ketempat Alqomah dan memperhatikan bagaimana keadaannya dan ketika telah sampai kerumah Alqomah mereka langsung masuk kepada Alqomah dan menuntunnya supaya membaca: Laa ilaha illallah, tetapi lidah Alqomah bagaikan terkunci, tidak dapat mengucap dua kalimah syahadah itu, ketika para sahabat itu merasa bahawa Alqomah pasti akan mati, mereka menyuruh Bilal supaya pergi memberutahu hal itu kepada Rasulullah s.a.w.

Rasulullah s.a.w. langsung bertanya: "Apakah ia masih mempunyai ibu dan ayah?" Jawabnya: "Ayahnya telah meninggal, sedang ibunya masih hidup tetapi terlalu tua." Rasulullah s.a.w. bersabda kepada Bilal: "Ya Bilal, pergilah kepada ibu Alqomah dan sampaikan kepadanya salamku, dan katakan kepadanya: JIka kau dapat berjalan pergi kepada Rasulullah s.a.w., dan jika tidak dapat maka Rasulullah s.a.w. akan datang kesini." Jawab ibu Alqomah: "Sayalah yang lebih layak pergi kepada Rasulullah s.a.w. Lalu ia mengambil tongkat dan berjalan hingga masuk kerumah Rasulullah s.a.w. dan sesudah memberi salam ia duduk didepan Rasulullah s.a.w. Maka Rasulullah s.a.w. bertanya: "Beritakan yang benar-benar kepadaku, jika kau dusta kepada ku nescaya akan turun wahyu memberitahu kepadaku, bagaimanakah keadaan Alqomah?" Jawab ibu Alqomah: "Alqomah rajin ibadat sembahyang, puasa dan sedekah sebanyak-banyaknya sehingga tidak diketahui berapa banyaknya." Rasulullah s.a.w. bertanya lagi: "Lalu bagaimana hubunganmu dengan dia?" Jawab ibu Alqomah: "Saya murka kepadanya." Rasulullah s.a.w. bertanya: "Mengapa?" Jawab ibu Alqomah: "Kerana ia mengutamakan isterinya lebih daripadaku dan menurut isterinya kepadaku dan menentangku."

Maka Rasulullah s.a.w. bersabda: ""Murka ibunya, itulah yang mengunci (menutup) lidahnya untuk mengucap dua kalimah syahadah." Kemudian Rasulullah s.a.w. menyuruh Bilal supaya mengumpul kayu sebanyak-banyaknya untuk membakar Alqomah dengan api itu. Ibu Alqomah bertanya: "Ya Rasulullah s.a.w., puteraku, buah hatiku akan kau bakar dengan api didepanku? bagaimana akan dapat menerima hatiku?" Rasulullah s.a.w. bersabda: " "Hai ibu Alqomah, siksaan Allah s.w.t. lebih berat dan kekal, kerana itu jika kau ingin Allah s.w.t. mengampunkan dosanya, maka relakan ia (kau harus ridho padanya), demi Allah s.w.t. yang jiwaku ada ditanganNya tidak akan berguna sembahyang, sedekahnya selama engkau murka kepadanya." Lalu ibu Alqomah mengangkat kedua tangan dan berkata: "Ya Rasulullah, saya mempersaksikan kepada Allah s.w.t. dilangit dan kau ya Rasulullah, dan siapa yang hadir ditempat ini bahawa saya telah ridho kepadanya."

Maka langsung Rasulullah s.a.w. menyuruh Bilal pergi melihat hal keadaan Alqomah, apakah sudah mengucap Laa ilaha illallah atau tidak, khuatir kalau-kalau ibu Alqomah mengucapkan itu hanya kerana malu pada Rasulullah s.a.w. dan tidak pada hatinya. Apabila Bilal sampai dipintu rumah Alqomah tiba-tiba terdengat suara Alqomah membaca Laa ilaha illallah. Lalu Bilal masuk dan berkata: "Hai orang-orang, sesungguhnya murka ibu Alqomah itu yang menutup lidahnya untuk mengucap dua kalimah syahadah dan ridhonya kini melepaskan lidahnya, maka matilah Alqomah pada hari ini." Maka datanglah Rasulullah s.a.w. dan menyuruh supaya segera dimandikan dan dikafankan, lalu disembahyangkan oleh Rasulullah s.a.w. Dan sesudah dikuburkan Rasulullah s.a.w. berdiri diatas tepi kubur sambil berkata: "Hai sahabat Muhajir dan Anshar, siapa yang mengutamakan isterinya daripada ibunya maka ia terkena kutukan (laknat) Allah s.w.t. dan tidak diterima daripadanya ibadat fardhu dan sunatnya."

Ibu Abbas r.a. ketika mengertikan ayat (Yang berbunyi): Wa qodho rabbuka alla ta buda illa iyyaahu, wabil walidaini ihsana, imma yablughanna indakal kibara ahaduhuma au kilahuma fala taqul lahuma uf wala tanharhuma waqul lahuma qoulan karima. (Surah Al Isra ayat 23) (Yang bermaksud) Tuhanmu telah menyuruh supaya kamu jangan menyembah (mengesakan) selain padaNya. Dan terhadap kedua ibu bapa harus berbakti (taat dan baik) apabila telah tua salah satunya atau keduanya disisimu, maka jangan menunjukkan sikat atau sikap jemu atau berkata: Cih, kepada keduanya, umpama jika kau samapi membuang kencing atau najis ibu atau bapa, maka jangan kau tutup hidungmu dan jangan muram mukamu sebab keduanya telah mengerjakan semua itu dimasa kecilmu, dan jangan membentak keduanya dan berkatalah dengan lemah lembut, sopan santun, ramah tamah dan hormat.

Ibu Abbas r.a. ketika mengertikan ayat (Yang berbunyi): Wakh fidh lahuma janahadzdzulli minarrahmati, waqul Robbir hamhuma kama robbayani shorghira. (Surah Al Isra ayat 24) (Yang bermaksud) Dan rendahkan dirimu kepada keduanya serendah-rendahnya dan doakan keduanya: "Ya Tuhan, Kasihanilah kedua ibu bapaku sebagaimana keduanya telah memeliharaku dimasa kecil.

Mengenai kewajipan terhadap keduanya dimasa hidup hingga mati, dengan selalu mendoakan untuk keduanya sesudah matinya. Seorang ulama tabi'in berkata: "Siapa yang mendoakan kedua ibu bapanya tiap hari lima kali bererti telah menunaikan kewajipabnya terhadap kedua ibu bapanya." Sebab Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "An usy kurli wali walidaika, ilayyal mashir. (Yang bermaksud): "Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibu bapamu, kepadaKu kau akan kembali.

Bersyukur kepada Allah s.w.t. dan mengerjakan sembahyang lima waktu tiap hari, maka syukur terhadap ibu bapa juga harus lima kali tiap hari. Firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): " Robbukum a'lamu bima fi nufusikum in takunu shalihina fa innahu kana lil awwabina ghafura. (Yang bermaksud): "Tuhanmu lebih mengetahui apa yang didalam hatimu, jika kamu benar-benar baik (solih) maka sesungguhnya Tuhan itu terhadap orang yang salah lalu kembali taubat, ia maha penganmpun. (Surah Ali-Isra ayat 25)

Hak yang harus dilaksanakan oleh anak terhadap ibu dan ayah ada sepuluh iaitu:

Jika orang tua berhajat kepada makan harus diberi makan

Jika berhajat pada pakaian harus diberi pakaian. Rasulullah s.a.w. ketika menerangkan ayat (Yang berbunyi): "Wa sha hib huma fiddunnya ma'rufa. (Yang bermaksud): "Bantulah kedua orang tua didunia dengan baik, yakni supaya diberi makan jika lapar dan pakaian jika tidak berpakaian.

Jika berhajat bantuan harus dibantu

Menyambut panggilannya

Mentaati semua perintahnya asalakn tidak menyuruh berbuat maksiat dan ghibah (Kasari orang)

Jika berbicara kepada keduanya harus lunak, lemah lembut dan sopan

Tidak boleh memanggil nama kecilnya (Jambal/ gelaran)

Jika berjalan harus dibelakangnya

Suka untuk orang tuanya apa yang ia suka bagi dirinya sendiri, dan membenci bagi keduanya apa yang tidak suka bagi dirinya sendiri

Mendoakan keduanya supaya mendapat pengampunan Allah s.w.t. dan rahmatNya Sebagaimana doa Nabi Nuh a.s. dan Nabi Ibrahim a.s. (Yang berbunyi): "Robbigh fir li waliwalidayya robbanagh fir li waliwalidayya wa lil muminin wal mu'minati yauma yaqumul hisab. (Yang bermaksud): "Ya Tuhan kami, ampunkan kami dan kedua ibu bapa kami dan semua kaum muslimin pada hari perhintungan hisab/hari kiamat.

Seorang sahabat berkata: "Tidak suka mendoakan kedua orang tua itu mungkin menyebabkan kesulitan penghidupan anak." "Dan apakah mungkin memuaskan orang tua yang telah mati?" beliau ditanya. Jawabnya: " Ya, dengan tiga macam iaitu:

Dia sendiri menjadi orang soleh sebab menyenangkan kedua orang tuanya

Menghubungi keluarga dan sahabat-sahabat kedua orang tuanya

Membaca istighfar dan mendoakan serta bersedekah untuk kedua orang tuanya itu.

Al-Ala' bin Abdirrahman dari ayahnya dari Abuhurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Jika mati anak Adam putus (terhenti) semua amal perbuatan (kegiatannya), kecuali tiga macam iaitu:

Sedekah jariah yang berjalan terus (wakaf-wakarnya)

Ilmu yang berguna (yang diajarkan sehingga orang-orang melakukan ajarannya)

Anak yang soleh yang selalu mendoakan pengampunan untuknya

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Jangan memutus hubungan pada orang yang dahulu kawan baik pada orang tuamu, nescaya akan padam nur cahayamu." Seorang dari suku Bani Saliman datang kepada Rasulullah s.a.w. dan bertanya: "Kedua orang tuaku telah mati, apakah ada jalan untuk berbakti pada keduanya sesudah mati itu?" Jawab Nabi muhammad s.a.w.: "Ya, membaca istighfar untuk keduanya dan melaksanakan wasiat keduanya dan menghormati sahabat-sahabat keduanya dan menghubungi keluarga dari keduanya."